Saturday, July 5, 2025

The Mahathirism in Sir Irwin (Part 1)

Truth be told, aku memang suka tolong Melayu.

Dari zaman Coway 2013 lagi, aku perasan tak ramai Cody Melayu dekat area Utara. Boleh kira dengan jari jumlahnya dari Perlis sampai Perak.

Pernah aku tengah buat kerja di office, ada 2 orang perempuan Melayu datang interview. Tapi bila depa tengok ramai Cina dalam office tu, depa teruih tak jadi interview.

Why Melayu why? Why you give up such an opportunity before you even start? Aku faham cara kerja Cina is different than what you are used to, but that's not necessarily a bad thing.

Sayangnya, sebab income Cody masa tu standard pun 4k, boleh naik sampai lebih 10k sebulan, tapi orang Melayu takmau join.

I thought what can I do to help the Malay community? Sebagai Cody, I couldn't do anything much at that time kecuali memantainkan semangat Cody² Melayu yang ada dalam branch supaya they don't quit walaupun keadaan mendesak.

Yes, jadi Cody ni it's hard work, but gajinya berbaloi sangat² at that time. You can literally have a better life.

Keyword : HARDWORK

So bila aku dapat peluang untuk dinaikkan menjadi seorang trainer Coway pada tahun 2014 (mind you walaupun gaji dikurangkan lebih separuh, starting cuma RM2700, but aku dinaikkan jadi permanent staff), I took it without hesitation dengan misi aku in mind dan aku mulakan journey aku untuk meramaikan Melayu dalam Coway di kawasan Utara.

To be continued in Part 2